Tri Adhianto dan Harris Bobihoe DitetapkanSebagai Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pembimbing DPK IKAPTK Kota Bekasi
Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK) Kota Bekasi melangsungkan acara penetapan Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pembimbing DPK IKAPTK Kota Bekasi.
Dalam jadwal ini, Tri Adhianto sah ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pembimbing, dan Abdul Harris Bobihoe sebagai Wakil Ketua Dewan Pembimbing. Kedatangan mereka di susunan pembimbing diharap sanggup menjadi motor pendorong kebersamaan alumni kepamongprajaan dalam perkuat tata urus pemerintah yang memiliki integritas dan professional.
Acara itu ikut didatangi perwakilan DPK IKAPTK Propinsi Jawa Barat, Faiz Rahman S.STP., M.AP sekalian mengangkat dan Ketua IKAPTK Kota Bekasi, Taufik Rahman Hidayat, bersama barisan pengurus dan beberapa petinggi sistematis di lingkungan Pemerintahan Kota Bekasi.
Dalam sambutannya, Tri Adhianto mengutarakan jika kisah hidupnya sepanjang menjadi taruna sudah membuat watak patriotik dan semangat dedikasi sebagai perbekalan penting dalam jalani pekerjaan pemerintah. Dia memperjelas jika
“Rintangan di depan bukan hanya memiliki sifat lokal, tapi juga nasional. Bentuknya aktif, dan itu mempengaruhi langkah kita berlaku dan bekerja sebagai birokrat. Karenanya, kita perlu kerja kelompok secara kolaboratif, terus cari pengembangan, dan sanggup menyesuaikan dengan peralihan.” Kata Tri
Dia sampaikan jika menjadi sisi dari IKAPTK tidak cuma status, tetapi amanah kepribadian untuk sama-sama memiliki empati, sama-sama menggerakkan, dan sama-sama mengingati.
Tri bahkan juga share narasi pribadinya, “Aku sebelumnya pernah cuma menjadi staff. MP aku waktu itu ialah Pak Taufik. Aku belajar jika ingin menjadi camat harus aktif di IKAPTK. Tetapi disana aku memahami, lebih bernilai kontributor yang kita beri dibanding sekedar posisi. Bekasnya, waktu dan nasib yang hendak tentukan.” tutur Tri
Dalam pada itu, Abdul Harris Bobihoe yang sekarang memegang sebagai Wakil Wali Kota Bekasi, sampaikan komitmennya untuk perkuat peranan vital IKAPTK sebagai tempat profesionalisme ASN.
Dia mengatakan jika “IKAPTK harus menjadi ruangan kerjasama, tidak cuma untuk alumni yang telah ada di pucuk profesi, tetapi sebagai tempat bertumbuhnya semangat pembimbingan untuk kader-kader muda. Ini mengenai bagaimana kita tumbuhkan kesetiaan dan kemampuan aparat secara berkesinambungan.”
Harris menambah jika posisi sebagai Wakil Ketua Dewan Pembimbing bukan sekedar kedudukan resmi, tetapi ruangan untuk bersatu dengan dinamika ASN yang tetap berkembang. Dia mengutamakan keutamaan jadikan IKAPTK sebagai katalisator alih bentuk birokrasi yang humanis dan responsive pada keperluan warga.
Sekarang ini, ada 17 petinggi eselon II yang bergabung dalam keluarga besar IKAPTK Kota Bekasi, sebagai modal sosial dan sistematis yang lebih besar untuk menggerakkan kolaborasi lintasi bidang, dan perkuat peranan ASN dalam merealisasikan pemerintah yang layani.(**)